Liputanphatas.com || Surabaya - Pemindahan atau relokasi Rumah Potong Hewan (RPH) dari RPH Pegirian ke Unit RPH Banjar Sugihan tempatnya di jln Rolak Madya No; 121 Banjar Sugihan, Kecamatan Tandes Surabaya ini, sudah mulai beroperasi pemindahan hewan khususnya Babi tempatnya pada malam hari, Minggu (18/Februari/2024).
Dalam Kontrak proyek terkait relokasi yang terpampang plakat atau papan kontrak dengan nomor ; 600.1.15/3161-BG/436.7.4/2023/Tanggal 30 Maret 2023, dengan kontraktor pelaksana PT. Langgeng Dua Anugrah dan dengan Konsultan Pengawas Makarya Engineering.
Proyek relokasi RPH Pegirian ke RPH Banjar Sugihan tersebut dengan anggaran lelang yang menghabiskan anggaran pengerjaannya mencapai Rp 4,8 miliar. Dalam proyek pemotongan daging itu dirancang lebih modern serta memiliki beberapa fasilitas baru.
Berdasarkan SK Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi telah memberikan SK Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PD RPH) kepada Direktur Utama (Dirut) terpilih, Fajar Arifianto Isnugroho. Penyerahan SK tersebut, berlangsung di ruang kerja Wali Kota, Balai Kota Surabaya, Jumat (14/1/2022) tahun lalu, Mengutip https://Surabaya.go.id , berita Jumat (14/1/2022) tahun lalu : Wali Kota yang akrab disapa Cak Eri ini juga menyarankan PD RPH agar segera menuntaskan rencana relokasi RPH yang ada di kawasan Pegirian. Nantinya, setelah RPH Pegirian dilakukan relokasi, kawasan tersebut rencananya akan dikembangkan menjadi Kawasan Wisata Ampel.
"Saya juga ingin itu (RPH-nya) dipindahkan, karena mau dijadikan Kawasan Wisata Ampel. Tolong nanti bisa dicari solusi dan inovasinya," ujar Cak Eri.
Kini RPH Banjarsugiahan sudah di resmi untuk pemoprosesan pemotongan hewan babi, acara peresmian itu di buka oleh walikota Surabaya yakni Erik Cahyadi, Jumat 23 Februari 2024.
Dalam pidatonya, Walikota Surabaya berharap agar pemindahan rumah patong hewan babi dari RPH Pegirian ke RPH Banjarsugiahan, agar membawa dampak baik bagi masyarakat Surabaya,"sebutnya.
Terpisah awak media menemui selaku mitra paguyuban jagal atau pekerja pemotongan hewan babi (red-nama tidak mau disebutkan) mengatakan, Jumat (23/02/2024) mengatakan, meskipun proyek RPH Banjarsugiahan di garap secara moderen, namun masih tidak "menuhi standar moderen".
"Terbukti bisanya kami dan teman mitra saat proses pemotongan babi cukup dengan satu orang saat pemotongan di RPH Pegirian," ucapnya.
Masih kata paguyuban jagal babi, di RPH Banjarsugiahan, kami harus menggunakan empat orang, sebab fasilitas yang disediakan disini (Banjarsugiahan) tidak seperti di RPH Pegirian.
"Seperti meja untuk proses pemotongan babi, harusnya tatakan meja terbuat dari kayu, bukan dari stenlis,"keluhnya.
Masih lanjut kata paguyuban mitra RPH, jikalau terbuat dari stenlis saat proses pemotongan babi menjadi licin dan tidak bisa menghemat watu alias tidak bisa cepat saat kerja pemotongan hewan babi.
Paguyuban mitra RPH menambahkan, Kami dan teman-teman mitra RPH, berharap fasilitas pemotongan segerah untuk di perbaiki, dan juga terkai kait akses jalan untuk mobilisasi pengangkut hewan babi segera di perbaiki, karna menurut kami akses jalan masik "50% pengerjaanya".
"Dan yang terpenting terkait gantungan babi harusnya ada dua jalur, bukan satu jalur. Jikalau satu jalur apabila ada kerusakan saat proses pemotongan babi bisa menghabat atau lama saat proses (antria panjang)," pungkas mitra RPH dihadapan awak media. (Zis)