Surabaya, Liputanphatas.com // Pekerjaan proyek pembangunan saluran drainase menggunakan U-Ditch 100/120 dengan Cover gander 10 ton di Jalan Parang Kusumo, Kelurahan Kemayoran, Kecamatan Krembangan, Surabaya, menjadi perbincangan warga. Pasalnya, dari hasil pantauan lapangan, ditemukan beberapa aspek teknis yang belum dijalankan dengan baik oleh pelaksana proyek di lapangan.
Proyek yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi drainase dan mengurangi genangan di kawasan padat penduduk ini, tampak belum dilengkapi dengan sistem dewatering (penyedotan air tanah), sehingga area kerja dipenuhi air bercampur lumpur. Kondisi tersebut membuat dasar saluran menjadi lembek dan berpotensi memengaruhi kekuatan struktur U-Ditch yang dipasang.
Selain itu, berdasarkan pengamatan di Lapangan, pelaksana juga belum menjaga elevasi dan kemiringan dasar saluran sesuai perencanaan teknis. Kemiringan dasar merupakan faktor penting agar aliran air mengalir lancar tanpa hambatan. Ketidaktepatan elevasi bisa menyebabkan genangan air atau bahkan mengurangi fungsi utama saluran drainase.
I Made Sudarman, S.H. Ketua LSM TARUNA ABADI YUSTISIA NUSANTARA (TAYN) menyampaikan, Ironis tidak adanya pemadatan berlapis dan penyambungan antarsegmen, Hal lain yang menjadi perhatian adalah tidak adanya lapisan pemadatan berlapis di sisi kanan dan kiri U-Ditch atau box culvert.
"Padahal, sesuai standar pekerjaan saluran beton, setiap sisi saluran harus diisi dengan material urug pilihan (pasir atau sirtu) dan dipadatkan secara bertahap untuk menjaga kestabilan struktur dan mencegah penurunan tanah di kemudian hari," kata I Made Sudarman, S.H.
Apalagi menurutnya, sambungan antar segmen U-Ditch tidak terlihat diberi mortar atau sealant kedap air, yang berfungsi mencegah rembesan dan pergerakan antar sambungan.
"Nantinya, celah antar sambungan yang tidak tertutup rapat dapat mengakibatkan air meresap, menggerus tanah di bawah saluran, hingga berpotensi menyebabkan penurunan (settlement) dan kerusakan dini," ucapnya.
Kualitas Pekerjaan Menjadi Tanggung Jawab Bersama
Menurut kajian teknis yang dilakukan oleh sejumlah pengamat infrastruktur lokal, kesalahan kecil dalam tahap awal pekerjaan drainase bisa berdampak besar terhadap usia layanan bangunan. Apalagi proyek ini berada di kawasan rendah dengan tingkat kejenuhan tanah tinggi.
“Pekerjaan seperti ini harusnya diawali dengan dewatering untuk menurunkan muka air tanah, kemudian dipasang lantai kerja beton K-125 agar U-Ditch memiliki pijakan stabil. Setelah itu, dilakukan pemadatan berlapis di sisi saluran dan penyambungan segmen menggunakan sealant bitumen atau waterstop karet,” ujar salah satu pemerhati infrastruktur, Jumat (17/10/2025).
Ia menambahkan, proyek drainase seharusnya tidak hanya sekadar selesai secara fisik. "Tetapi juga memperhatikan mutu teknis agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat dalam jangka panjang," imbuhnya.
Warga Harapkan Perbaikan dan Pengawasan Ditingkatkan
Warga sekitar Jalan Parang Kusumo juga berharap agar pihak pelaksana dan instansi terkait dapat memperhatikan mutu pekerjaan. Beberapa warga menilai proyek ini sudah lama dinantikan sebagai solusi genangan yang sering terjadi di musim hujan.
“Kalau asal pasang tanpa pondasi dan pemadatan, nanti gampang ambles. Kami harap pemerintah kota dan pengawas proyek bisa turun langsung meninjau ulang,” ujar salah satu warga Kemayoran.
Kegiatan pembangunan ini dinilai penting karena menjadi bagian dari program peningkatan sistem drainase Kota Surabaya, khususnya di wilayah utara yang kerap mengalami limpasan air hujan.
Secara terpisah awakmedia konfirmasi Nomor tlp/WA 08573342XXXX yang tercantum di papan nama Kontraktor Pelaksana CV Marga Perkasa, Namum hanya dibaca tidak direspon, hingga akhirnya berita di publikasikan.
Penulis : Red / Tim