-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Dugaan Pembangunan Plengsengan di Banjar Sugihan Surabaya Asal-Asalan dan ppk-penyedia kongkalingkong

| September 21, 2025 | 0 Views Last Updated 2025-09-22T05:08:02Z



Surabaya, Liputanphatas.com // Melalui satker (satuan kerja) Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) kota surabaya terealisasi.

ID RUP Digunakan : 56224928
Kode Paket : EST-P2507-11956817
Nama Paket : Pembangunan Plengsengan Saluran Batu Kali 40/120 Tinggi 300 ,Kel. Banjar sugihan Surabaya
Nilai Kontrak : Rp. 1.927.483.067,00

Pembangunan tembok penahan tanah (TPT) atau umum disebut plengsengan memiliki peranan penting di kawasan berpenghuni. Termasuk di antaranya sebagai penahan tanah dari ancaman longsor. 
TPT tersebut juga memiliki fungsi untuk penunjang jalan dan bangunan yang berada diatasnya agar tidak amblas sewaktu-waktu.

Itu semua dapat terwujud apabila pengerjaanya sesuai dengan harapan dan ketentuan standar konstruksi serta Rancangan Anggaran Biaya (RAB).

Seperti halnya di kelurahan banjar sugihan, Kecamatan tandes,Kota Surabaya Jawa Timur. Sepanjang lebih dari 50 meter, nampak pembangunan plengsengan baru yang menghiasi lingkungan banjar sugihan
Namun untuk mencapai fungsi di atas, dirasa cukup berlebihan. Pasalnya banyak warga yang mengeluh dan merasa kecewa dengan pekerjaan yang terkesan asal jadi dan tak memenuhi standar yang layak untuk sebuah plengsengan.

Dari pantau awak media dilokasi 18.09.2025 Kejanggalan mulai terlihat, adanya papan nama proyek yang tidak menyebutkan pelaksana proyek dan tidak adanya sumber pembiayaan, yang semuanya terkesan disembunyikan alias tak bertuan dalam pengerjaanya.

Hal itu diperparah dengan timbunan plengsengan yang terlihat berlubang dan tidak rata.
Dimungkinkan saat pengerjaan, pelaksana proyek hanya mencari keuntungan tanpa mempertimbangkan standar konstruksi, sehingga banyak sisa material yang masih berceceran dan tampak bangunannya tidak berpola dengan baik.

1. Pengakuan Warga Sekitar
Menurut keterangan salah satu warga setempat yang berhasil ditemui awakmedia sejak awal hingga sekarang dalam tahap pekerjaan plengsengan, dirinya melihat mengetahui papan nama proyek tapi nilai kontrak dan cv konsultan pengawas juga cv pelaksana tidak dicantumkan terkesan proyek siluman
,ini pekerjaannya juga masih dalam pengerjaan terlihat material tidak SNI dari pasirnya warnanya kusam tidak hitam pekat atau tidak dari lumajang,batu yang dipasang terlihat besar-besar yang mana mengurangi volume pasir dan semen, semen memakai merk semen padang ujar warga setempat yang tidak ingin disebutkan namanya dalam pemberitaan.

Kata dia, pembangunan plengsengan yang masih dalam pembangunan tampak tidak memberikan manfaat yang berarti.
Coba lihat mas, bangunannya tidak beraturan, mirip ular. Belum lagi ini timbunannya tidak rata, banyak yang ledok (red: bolong), ungkap warga setempat.
2. Tanggapan Aktivis LSM Pemuda lira jatim 
Merespon pengakuan warga setempat, salah satu aktivis LSM LSJ kenamaan Hertanto St ikut angkat bicara. Dia merasa cukup prihatin dengan temuan warga setempat adanya pembangunan plengsengan yang diduga dikerjakan secara asal-asalan.
Saat saya mendapat kiriman gambar dan video pembangunan plengsengan itu, sepertinya yang diungkapkan warga terkait dugaan dikerjakan secara asal-asalan, itu tepat. Apalagi timbunan bangunan tidak merata, ungkap Hertanto St



Semestinya kata Hertanto St plengsengan itu tidak meninggalkan lubang di sisi kanan dan kiri bangunannya.
Sebelum membuat plengsengan ini kan menggali tanah. Lantas tanah galian itu lari kemana kok sampai ada titik yang tidak padat? tanya Hertanto St

Hertanto St meminta agar pengakuan warga yang katanya galian tanah pembuatan plengsengan diperjualbelikan ini ditindaklanjuti. Karena jika benar galian tersebut diperjualbelikan, maka besar kemungkinan telah melanggar kontrak kerja dan terjadi penyimpangan.

Berdasar pada laman LPSE, di dalam kontrak itu berbunyi bahwa timbunan tanah kembali dan dirapikan. Sedangkan yang terjadi malah sebaliknya. Untuk itu kami meminta kepada aparat penegak hukum untuk secepatnya bisa mengusut tuntas pekerjaan proyek yang diduga banyak menuai masalah tersebut, harap Hertanto St
 
Bagi warga Desa Suruh, plengsengan bukan sekadar proyek fisik, melainkan perlindungan lingkungan dan infrastruktur vital dari ancaman erosi serta luapan air. Karena itu, mereka berharap pembangunan dilakukan dengan material berkualitas dan transparansi penuh agar manfaatnya dirasakan dalam jangka panjang.

kami selaku Lembaga control sosial,meminta kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Pejabat Pembuat Komitmen (PPKOM) Dinas Terkait Pemkot Surabaya, agar melakukan pengecekan dan pengawasan atas pekerjaan yang di duga bisa merugikan keuangan negara dan penerima manfaat yaitu masyarakat, karena kami menduga pekerjaan tidak sesuai spesifikasi.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak pelaksana proyek maupun instansi terkait di Pemkot Surabaya belum memberikan keterangan resmi. 
Warga mendesak pemerintah segera turun tangan untuk melakukan pemeriksaan material dan memastikan pembangunan sesuai aturan.

Penulis : And
×
Berita Terbaru Update