Liputanphatas.com || Surabaya - Ribuan perusahaan rintisan atau startup telah dimiliki Indonesia. Namun Presiden Joko Widodo mengingatkan, 90% startup gagal saat masa perintisan.
"Hati-hati 80% sampai 90% startup gagal saat merintis," kata Jokowi pada peresmian pembukaan BUMN Startup Day 2022 di ICE BSD City, Tangerang, Senin (26/9).
Menilik data dari 2021 lalu, kekurangan dana, jadi faktor utama sebuah startup gagal bertahan. Lebih dari sepertiga alasan hilangnya sebuah startup adalah urusan pendanaan.
Terkait permasalahan dana, Jokowi berharap kehadiran perusahaan modal ventura milik BUMN bisa menjadi solusi.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan saat ini ada lima perusahaan modal ventura yang mendukung pertumbuhan digital, Mandiri Capital, BRI Ventures, MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi dan BNI Ventures. Kelimanya tercatat sudah berinvestasi pada 336 startup.
Dana memang masih menjadi momok bagi startup. Siti Raisya, CMO Kasir Pintar, startup asal Surabaya juga mengamini hal tersebut
“Pendanaan memang masih jadi faktor penting untuk keberlangsungan startup. Hal yang basic yang masih sering kita (para pelaku startup) abaikan. Kita gampang keblinger sama ide rintisan kita, lebih suka ngeyakinin lingkungan sendiri. Padahal belum tentu pemodal mau dan tertarik," Ucapnya saat menghadiri East Java Investival 2022 beberapa waktu lalu.
“Proses pitching itu penting, tapi malah sering diabaikan,” lanjutnya.
Menurut Raisya ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh startup untuk meyakinkan para pemilik modal berinvestasi di perusahaan rintisan mereka. Salah satunya, deck yang tepat sasaran.
“Nilai estetika dan ketepatan itu sakral kalau urusannya sama deck, harus tetep estetik, tapi bisa dimengerti dan tepat sasaran buat investor. Jangan sampe enak buat diliat tapi orang gak ngerti isinya apa," Raisya menambahkan.
Ia menambahkan, ketika deck sudah oke, investor sudah yakin, dan pendanaan sudah ada, jangan sampai salah pada langkah selanjutnya.
Sebuah catatan yang juga menjadi kekhawatiran Joko Widodo, karena penyebab berikutnya perusahaan rintisan sering gagal adalah susunan tim.
Menrut Presiden ketujuh Indonesia itu, ada 23% startup yang harus gagal, karena susunan tim.
Susunan tim dalam sebuah startup menurut Raisya, bisa jadi hal yang menyulitkan.
“Mungkin karena ini perusahaan rintisan ya, jadi isinya orang yang kita kenal, bukan orang yang kita butuhkan," jelas Raisya.
Menurutnya seringkali para founder startup terjebak dalam merdunya kata kekeluargaan, yang terlihat solid, tapi jelas rapuh dalam soal koordinasi.
“Kalau asasnya sudah kekeluargaan, itu pasti banyak gak enaknya, padahal itu yang jadi awalnya banyak startup gagal," ungkap perempuan yang juga jadi salah satu co-founder Kasir Pintar ini.
Bertahan dengan startup jadi satu tantangan tersendiri. Karena selain banyaknya faktor yang mengancam, 2023 startup (dan seluruh dunia) bakal diterpa gelombang resesi.
Masih sebatas prediksi memang, tapi semua pemimpin dunia jelas sudah bersiap untuk menghadapinya.
Eddi Danusaputro, Ketua Asosiasi Ventura untuk Startup Indonesia, sempat menyampaikan, investasi dari investor memang bakal tetap berjalan, namun valuasi dari startup bakal terkoreksi di masa resesi.
Hal yang membuat investor bakal lebih selektif dalam melakukan investasi. Faktor yang membuat startup harus lebih adaptif dan efektif dalam setiap langkahnya, termasuk menempuh langkah efisiensi kalau memang diperlukan.
”Investor apresiasi pendiri yang berani ambil langkah untuk bertahan,” pungkasnya. (Rik)