Liputanphatas.com // Sidoarjo - HR sala satu dari korban diduga intimidasi juga pemerasan oleh oknum salasatu wartawan yang mengaku salasatu wartawan atas nama ANG, dan HR selaku korbannya yang berjualan di wilayah Sidoarjo.hal itu di benarkan oleh beberapa warga juga pedagang yang berjualan di situ,," iyah pak memang ada dua wartawan pakai mobil silver dua orang, laki - laki dan perempuan di duga istri ANG yang mendatangi HR bulan beberapa Minggu kemaren, "ucap sala satu warga sala satu warga yang enggan di sebutkan namanya.9 Juni 2025.
Awal oknum yang mengaku wartawan atas nama ANG mendatangi HR dengan seorang perempuan untuk konfirmasi terkait jualannya, setelah itu Nanang meminta uang 1 juta untuk jatah yang berdalih bahwa HR berjualan di wilayah nya Karena ANG selaku putra daerah.karena merasa keberatan di mintai uang jatah 1 juta akhirnya HR bilang " waduh mohon ma'af saya keberatan pak..!!. "Ucap HR kepada oknum tersebut". Yah kalau gak 1 juta yah 500 ribu saja ucap ANG, ma'af saya masih keberatan kalau segitu sampai pada akhirnya pak hari kasih uang 100 ribu dan rokok 5 pack, akhirnya uang dan rokok itu di terima ANG dan perempuan di duga istrinya ANG yang bersamanya naik mobil warna silver, lalu mereka balik entah kemana.
Setelah sela beberapa jam kemudian oknum tersebut ANG telf balik ke HR memintai sejumlah uang agar tidak di beritakan, tapi sayangnya HR tetap menyampaikan keberatan dan tidak mampu penuhi nominal uang permitaan ANG oknum wartawan ini.
Karena mungkin ANG merasa kesal karena keinginannya memintai uang kembali ke HR tidak terpenuhi akhirnya ANG memberitakan di salasatu media sebagai bentuk kekesalannya karena merasa tidak di kasih uang sesuai keinginannya memintai sejumlah uang ke HR,akhirnya memberitakannya, sela beberapa jam kemudian ada salasatu orang diduga teman ANG mencoba menghubungi HR dan menyampaikan," Gimana pak..??
Ini berita sudah naik dan akan di sebar luaskan, kalau mau di Tack Down yah harus pean bayar 10 juta ucap orang yang hubungi HR nya. Karena HR tidak ada uang dan hasil jualannya bisa dikatakan hanya cukup buat beli kebutuhannya sehari hari, maka HR menyampaikan permohonan ma'af nya untuk tidak bisa penuhi keinginan atau bayar Tack Down berita yang di kirimkan ANG.
Setelah beberapa hari kemudian HR di hubungi ANG kembali di ancam dan di takut- takuti oleh ANG ini itu, karena merasa ketakutan akhirnya HR kembali oleh ANG sampai pada akhirnya HR merasa ketakutan dan mentransfer uang 500 ribu ke rekening BCA atas kepada ANG dan diterima oleh ANG dengan berdalih akan buat redaksi atau Take Down di hapus beritanya.
Senin 9 Juni 2025 oknum wartawan tersebut (ANG) kembali menghubungi HR melalui WA dan memintai jatah lagi yang intinya ANG selaku oknum wartawan yang punya wilayah, HR mencoba mengecek ternyata berita ANG yang kemaren sudah sepakat di hapus ternyata masih belom juga di hapus, dan ANG menghubungi HR kembali dengan memintai sejumlah nominal uang melalui telf dan WA.
Kami sesama insan Pers juga selaku Wartawan sangat merasa tercoreng juga di rendahkan oleh oknum wartawan atas nama ANG ini, seharusnya wartawan menjalankan fungsi dan tugas nya secara benar dan membantu pemerintahan juga masyarakat untuk menginformasikan ke publik tidak sebaliknya oknum wartawan ANG ini justru menjadi tukang peras , menakut nakuti masyarakat aka preman dan khususnya para PKL masyarakat juga masyarakat kecil, dengan bermodal legalitas KTA mengatasnamakan wartawan tapi bertingkah seperti preman dan mengancam para korban- korbannya, sala satu nya HR pedagang kecil ( PKL ) ini.
Penulis : ( Red/A.F )
Editor : Andriyas