"Guru tersebut tidak boleh mengajar sampai proses pemeriksaan selesai dan sanksi ditetapkan. Hari ini, guru tersebut juga kembali kami panggil. Hasil pemeriksaan akan ditindaklanjuti Inspektorat," kata Yusuf Selasa (29/4/2025).
Soal proses hukum, Dispendik menyerahkan kepada polisi. Diharapkan hasilnya bisa memberikan keadilan untuk semua pihak.
Yusuf berharap kejadian serupa tidak terulang lagi. Turnamen olahraga seharusnya menjadi arena kompetisi yang menyenangkan bagi anak-anak.
"Bukan ajang yang justru mengancam keberadaan anak-anak untuk bermain memaksimalkan potensi mereka," ujarnya.
Sebelumnya, korban inisial BAI (11), siswa MI Al Hidayah, menjelaskan bagaimana insiden itu terjadi. Saat itu, sekolahnya tengah bertanding melawan SDN Simolawang dalam semifinal kompetisi futsal yang diadakan oleh SMP Labschool Unesa 1 di Jalan Kawung, Kemayoran, Surabaya, Minggu (27/4/2025).
Pertandingan berjalan dengan lancar dan kondusif hingga MI Al Hidayah unggul 4-2 atas SDN Simolawang. Korban dan teman-temannya pun melalukan selebrasi usai kemenangan semifinal tersebut.
Namun di tengah selebrasi, tiba-tiba pelatih dari SDN Simolawang yang berinisial BAZ menariknya dari belakang dan langsung membanting korban ke arah lapangan.
"Saat itu (saat sedang) selebrasi, terus ditarik dari belakang. Enggak tahu (kenapa pelaku menariknya)," ujar korban.
Kini, korban harus menghentikan aktivitas fisik berat selama 5-6 bulan karena tulang ekornya retak usai dirontgen. BAI terpaksa tidak bermain futsal selama kurun waktu tertentu gegara gangguan di tulang ekornya itu.
"Ini setelah dirontgen informasi yang kami terima dari dokter itu terjadi keretakan tulang ekor. Sehingga anak ini tidak boleh bermain olahraga lagi yang keras-keras setelahnya dan disuruh istirahat," ujar ayah korban, Bambang Sri Mahendra saat ditemui di Polrestabes Surabaya, Senin (28/4/2025).
Bambang menegaskan akibat dari insiden dibanting oleh pelatih Tim Futsal lawan itu aktivitas anaknya jadi terganggu. Anaknya terpaksa harus merelakan hobi berolahraga selama proses penyembuhan.
(Red)
Editor : Andriyas